Minggu, 22 Januari 2012

– Repot memang jadi istri pelaut. Di kala sedang rindu “jangkar” suami, bapaknya anak-anak tak di rumah. Dan Ny. Septi, 40, (bukan nama sebenarnya) dari Sidoarjo (Jatim) ini menempuh cara lain, demenan dengan PIL. Tapi sial, baru saja selesai berbagi cinta langsung digerebek warga dan suami sendiri, Darno, 42 (bukan nama sebenarnya).

Kalau tidak kepepet, seyogyanya tidak menikah dengan pelaut. Dijamin akan sering kesepian, karena sering ditinggal berlayar. Dalam pelayaran suami mabuk laut, di rumah isrtri mabuk cinta. Tapi “saran” ini tak perlu digubris benar-benar. Sebab jika dipatuhi secara konsekuen, kan kasihan pelautnya, tidak diberi kesempatan untuk berkembang biak mengembangkan keturunan!

Ny. Septi warga Kahuripan Nirwana Village Kelurahan Sumput Sidoarjo, termasuk wanita yang menafikan “saran” gila ini. Bagi dia, tinggal bagaimana memenej rasa rindu itu. Maka ketika dia ditaksir seorang ABK (Anak Buah Kapal), langsung menerima saja. Yang penting suami setia kepada keluarga, dan tidak obral “jangkar” ke mana-mana. Sebab kata orang, pelaut itu setiap kali kapal bersandar, mesti melabuhkan cintanya di daerah pelacuran.

Selama ini Septi mampu menjaga konsensus. Sampai kemudian hadir seorang pemborong Mukarto, 40, yang dipercaya suami untuk merehab rumahnya. Terlalu sering ketemu dengan pemilik, keduanya menjadi akrab. Ternyata juragan pembangunan ini diam-diam naksir pada istri Mukarto yang memang lumayan cantik dan putih itu. Begitu mulai akrab, dia suka main colek dan melempar guyonan seronok.

Awalnya Septi bisa menepiskannya. Tapi lantaran serangan Mukarto nyaris tanpa jeda, dan dia sendiri sudah 4 bulan tidak ketemu “jangkar” suami, akhirnya hanyut juga. Mukarto yang kemarin-kemarin hanya bongkar genting rumah Septi, kini membongkar habis segala pakaian yang dikenakan istri Darno. Kelanjutannya bisa ditebak, mereka berhubungan intim bak suami istri. Sebentar-sebentar Septi mendesis-desis macam habis nyeplus lombok.

Rintihan misterius full tendensius tersebut menjadikan warga curiga. Maka mereka diam-diam lalu menginformasikan kelakuan istrinya. Nah, ketika Darno hendak kembali, penjebakan pun diatur. Maksudnya, meski pulang tapi sengaja dia tak memberitahukan pada istri. Darno ingin melihat “siaran langsung” bagaimana istrinya berselingkuh dengan Mukarto yang memang gombale mukiyo itu.

Dan ternyata benar. Malam berikutnya Darno mendengar sendiri bagaimana istrinya “kepedasan”. Selang beberapa menit penggerebekan dilakukan. Septi – Mukarto tertangkab basah sedang mandi bersama, sehabis bertanding antara hidup dan mati. Malam itu juga keduanya diserahkan ke Polres Sidoarjo. Dalam pemeriksaan keduanya mengaku sering bersetubuh bak suami istri. “Dia kesepian, aku membantu apa salahnya,” ujar Mukarto tanpa beban.
Surabaya - Malang betul yang dialami Nurul (bukan nama sebenarnya). Dia harus rela kehilangan kegadisannya oleh sepuluh pemuda yang terpengaruh minuman keras (miras).

Cerintanya, gadis 15 tahun itu sudah lama tinggal di jalan Kutisari, rumah budenya. Selama tinggal di rumah budenya, korban berkenalan dengan seorang pemuda bernama Tape di Pos Penjagaan, kawasan Kutisari.

Meski baru kenal Tape, Nurul sudah merasa dekat dengan Tape. Mereka pun janjian di dekat Pos Satpam Kutisari. Begitu sudah ketemu, korban yang saat itu sendirian langsung diajak keliling.

Ternyata, Nurul diajak di kawasan akses Tol dekat masjid Agung Surabaya. Begitu sampai dilokasi, korban kelahiran Mojokerto itu langsung diajak duduk bersama 10 pemuda yang berada dilokasi. Korban juga dicekoki miras.

Melihat kondisi korban sudah tak sadarkan diri, kesepuluh pemuda itu beramai-ramai menggilirnya. Syukurlah, ketika mereka sedang antre, perbuatannya terpergok polisi yang saat itu sedang berpatroli.

Sayangnya, polisi berhasil menangkap hanya dua orang tersangka yakni Rio Agustiawan (18) warga Pagesangan, Jonathan (21) tinggal di kawasan Menanggal. Sementara sisanya berhasil melarikan diri.

"kita hanya berhasil menangkap dua saja. Karena, saat menangkap anggota kita mengetahui disemak-semak kok banyak pemuda," ujar Kapolsek Gayungan AKP Heriyanto, Jumat (6/2).

Karena, lokasi kejadiannya merupakan perbatasan antara Sidoarjo dengan Surabaya, maka perkaranya diserahkan ke Polsek Taman. "Kita serahkan kasus tersebut ke Polsek Taman, karena lokasi kejadiannya masih ikut wilayah Polsek Taman," ujar perwira tiga balok tersebut. [beritajatim.com/ana]

&&&&&
Tag : Cerita Dewasa terbaru Cerita Saru Gadis Berjilbab Diperkosa 10 PemudaCerita Saru Gadis Berjilbab Diperkosa 10 Pemuda| Kisah Birahi terbaru Cerita Saru Gadis Berjilbab Diperkosa 10 Pemuda| Cerita Seks terbaru | Cerita Porno terbaru Cerita Saru Gadis Berjilbab Diperkosa 10 Pemuda|Cerita Dewasa Cerita Saru Gadis Berjilbab Diperkosa 10 Pemuda

ENAKAN mana, lelaki “senior” dengan redaktur senior? Redaktur senior, masih terima gaji meski tak masuk tiap hari. Tapi kalau lelaki ‘senior”, masuk tiap hari ke kamar bini orang, ya digebuki! Dan inilah nasib Darsiman, 39,(bukan nama sebenarnya) warga Indramayu (Jabar), karena kepergok menyetubuhi bini Idrus, 37,(bukan nama sebenarnya) langsung dihajar dan diarak telanjang!

Awalnya, kata senior mengandung pengertian: lebih lama, lebih pengalaman. Tapi sesuai dengan tuntutan era gombalisasi, kata senior berubah makna sebagai: senang istri orang. Maka jangan bangga dulu bila disebut “senior”. Jangan-jangan itu bukan sebagai penghormatan, tapi malah pembunuhan karakter. Jika sejatinya tak seperti itu, boleh saja marah. Tapi jika aslinya lebih dari itu, beruntung hanya dibunuh karakternya.

Kalau si Darsiman dari Indramayu ini, sungguh “senior” yang asli. Karena berulang kali masuk kamar Ratih, 29, (bukan nama sebenarnya) ini Idrus tetangga sendiri. Di kala pihak yang berkompeten tak di rumah, diam-diam dia masuk ke kamar Ratih, dan terjadilah kemudian hubungan intim bak suami istri. Padahal Idrus si pemilik rumah memang sudah lama tak pulang, sehinga makin sering saja Darsiman menggauli bini orang.

Rumah tangga Ratih – Idrus memang sudah lama tidak harmonis, karena mereka memang juga belum pernah sampai Harmoni, Jakarta. Apa yang menjadi penyebabnya, tak pernah jelas. Yang pasti, sudah lebih dari 6 bulan Idrus meninggalkan tempat tinggalnya di Dusun Kedung Waru, Desa Drunten Wetan, Kecamatan Gabuswetan. Jarang sekali dia mengunjungi istrinya, baik itu dalam rangka setor benggol maupun bonggol.

Ratih sebagai wanita muda yang masih enerjik, sudah barang tentu merasa kedinginan “aset” miliknya distatusquokan begitu lama. Lalu munculah sosok Darsiman, lelaki tetangga yang ternyata selama ini menjadi pengamat wanita. Dia yang sudah lama ada minat pada Ratih, seakan memperoleh peluang emas melihat Idrus jarang sekali pulang ke rumah. Bahkan doa Darsiman selanjutnya, mendingan suami Ratih ini jadi Bang Toyib saja, yang tiga kali lebaran tak ingat anak istri.

Lelaki “senior” penuh bakat ini segera mendekati Ratih. Karena memang sudah lama kesepian, gayung pun segera bersambut. Bila sudah terjadi koalisi, apa lagi kelanjutannya jika bukan “eksekusi”? Maka Ratih – Darsiman pun malam itu menggelar aksi mesum perdananya. Praktek simbiosis mutualis (saling memberi dan menerima) itu berlangsung dengan khidmat dan memuaskan, dan sejak itu kegiatan tersebut menjadi sebuah rutinitas. Jika situasinya kondusif, Darsiman pasti “tune up” di kamar Ratih.

Keasyikan menjadi lelaki “senior”, Darsiman lama-lama kehilangan kewaspadaan nasionalnya. Nah, di saat keduanya bergulat antara hidup dan mati dalam kamar, eh……, unclug unclug Idrus masuk rumah. Alangkah kagetnya dia begitu melihat istrinya digituin lelaki tetangganya. Kontan dia berteriak maling, sambil terus menghajar Darsiman yang sedang ketanggungan. Tetangga pun segera berdatangan. Awalnya mereka berusaha melerai, tapi begitu tahu duduk persoalannya, langsung ikutan sekalian menggebui Darsiman.

Dalam kondisi babak belur dan bugil, lelaki “senior” itu diarak ke kantor polisi Polsek Gabuswetan. Karena luka-lukanya cukup serius dia dilarikan ke RS Bayangkara. Sedangkan Idrus kini masih dalam pemeriksaan. Sebab meski dia membela kehormatan keluarga, orang tetap dilarang main hakim sendiri. Karena bagaimana pun juga, hukum harus ditegakkan.
Janda Muda Bergairah

– Musibah seseorang, kadang jadi berkah bagi yang lain. Misalnya Makmun, 40 (bukan nama sebenarnya), dari Ponorogo (Jatim) ini. Saat Ny. Anis, 35 (bukan nama sebenarnya), tetangganya kesripahan (ditinggal mati) suami, itu kan musibah. Tapi perkembangan selanjutnya, justru “berkah” bagi Makmun. Soalnya, janda penuh gairah itu kemudian menawarkan sejuta kenikmatan baginya.

Setiap nasihat perkawinan disampaikan pada walimahan, pastilah dikatakan bahwa pasangan pengantin itu menjadi keluarga sakinah, guyub rukun hingga kaken-ninen (kakek nenek), Banyak yang tercapai, tapi banyak pula yang tak kesampaian. Bisa karena perceraian, dapat pula karena mati lebih cepat daripada pasangan tersebut. Otomatis, pasangan yang ditinggalkan akan menyandang status baru, kalau bukan janda ya duda.

Ny. Anis adalah pasangan yang apes dari Desa Beton, Kecamatan Siman, Ponorogo. Baru dua pelita membangun rumahtangga, sang suami dipanggil Sang Khalik. Diapun menyandang status janda muda, dengan “warisan” tiga anak yang masih kecil-kecil. Untung saja almarhum suami seorang PNS, sehingga ada dana pensiun untuk menunjang kehidupan keluarga. Di samping itu, Ny. Anis memang wanita ulet, karena selama ini dia juga punya usaha sampingan.

Ditinggal mati sekian lama, secara ekonomi tidak masalah. Maksudnya, untuk urusan perut sudah teratasi dengan mudah. Tapi yang di bawah perut, inilah yang musykil dan bikin pusing. Saat ada suami, selalu surplus, karena tanpa minta pun selalu dipasok terus. Tapi sekarang? Untuk menikah lagi, sudah kurang peminat. Maklumlah, menikah dengan janda beranak tiga, itu sangat bertentangan dengan prinsip Kantor Pegadaian: mengatasi masalah tapi malah bikin masalah.

Anis sangat menyadari akan posisinya, maka dia tidak terlalu ngaya. Kalau jodoh, takkan lari ke mana-mana. Dia juga tak mau bahwa rumahtangga jilid duanya hanya membahagiakan diri sendiri, tapi menyengsarakan bagi anak-anaknya. Soalnya kan tak banyak lelaki yang butuh emaknya juga perhatian sama anaknya. Mayoritas, ibunya digoyang, anaknya disingkang-singkang (dinistakan).

Adalah Makmun, tetangga depan rumah Ny. Anis. Sebetulnya dia sudah lama jadi pemerhati wanita ini. Ingin sebenarnya menjalin hubungan lebih dalam, sukur-sukur bisa “mendalami”, tapi terhalang oleh status wanita itu, juga status dirinya. Kala itu Anis kan masih punya suami, dan Makmun sendiri juga guru madrasah. Masak guru sekolah agama kok terlibat kasus senior (senang istri orang).

Begitu suami Anis meninggal, rasanya “tembok berlin” itu sudah runtuh. Pelan tapi pasti, diam-diam Makmun mulai mendekati janda depan rumah dalam rangka “pendalaman”. Soal status guru madrasah ibtidaiyah, namanya baru kena godaan setan, apa salahnya? Maka lobi-lobi politik mulai dilancarkan, agar koalisi bersama Ny. Anis bisa dibangun sampai 2014, dan dilanjutkan dengan eksekusi.

Ny. Anis dengan cepat menangkap aspirasi urusan bawah lelaki tetangganya. Karena selama ini sudah demikian tersiksa menahan gairah, pertimbangan etika dan moral jadi ternafikan. Maka ketika Makmun main ke rumahnya di malam hari disambut dengan gembira. Dan ketika anak-anak sudah tidur, mereka pun “main” bak layaknya suami istri. “Gersang tapi damai,” kata Makmun setelah “entuk-entukan” dari rumah si janda. Maklum, ibarat sawah Ny. Anis kan sudah lama tak dicangkul.

Aktivitas guru madrasah di rumah Ny. Anis lama-lama tercium tetangga. Maka beberapa malam lalu, saat keduanya sedang “ketanggungan” langsung digerebek. Tak ampun lagi keduanya diarak menuju Balai Desa. Warga mendesak Pak Kades agar mengusir keduanya dari desa itu, agar tidak mengotori kampung. Beruntung, sebelum warga bertindak anarkis pada Makmun – Anis, polisi datang dan membawa mereka ke Polres Ponorogo.